Rabu, 05 September 2012

Lembaga Konsultasi Psikologi Putra Bangsa 9

sumber : http://wwwputrabangsa9psikologi.blogspot.com/2009/12/psikomedika-optimalisasi-sdm.html

JASA YANG DITAWARKAN (oleh konsultan psikologi putrabangsa9

I. Penanganan Problem Klinis & Perkembangan
A . Layanan Khas :
“General Check up” Psikofisik (Tes Psikomedis) menggunakan tes-tes Psikologi dan tes Iridologi ( untuk menjaring Profil Psikologi/Kepribadian, Potensi Gangguan klinis/Perkembangan , identifikasi Area Masalah, Psychological Brain & Psysiologycal Brain, serta Gambaran Umum Tingkat Kesehatan Jaringan / Organ-organ Tubuh secara menyeluruh).
B. Layanan Umum : 
1. Konsultasi Psikologi / Psikoterapi untuk masalah anak, remaja,dan keluarga dengan kerangka acuan “Self Healing - Holistik” : Psiko-Bio-Socio-Spiritual.
2. Deteksi Dini Kelainan Perkembangan Anak dan Intervensi Terpadu , untuk memperbaiki kemajuan perkembangan anak / tumbuh kembang anak, oleh team work yang harmonis antara orang tua dan para profesional (Psikolog, Dokter Spesialis Nutrisi, Dr Spesialis Saraf/ Jiwa Anak , Orthopedagog – Sensori Integrasi – Perilaku, dll )
3.. Tes Kepribadian (lnventory / Projective Test) : MMPI,RO,TAT,CAT,dll.
II. Penanganan Bidang Pendidikan dan Industri
A. Program Unggulan : 
SORGA – P4 ( “Sekolah” untuk Orang Tua-Guru-Anak sebagai Program Peningkatan Profesi Pendidik” ) , sebagai upaya untuk membangun karakter ( Character Building) pada orang tua, guru dan anak agar menjadi Pendidik yang Profesional baik untuk diri sendiri dan lingkungannya. Disajikan dalam bentuk seminar / pelatihan/ penyuluhan dengan tema-tema untuk anak, remaja, dewasa, lansia. Sasaran utama : orang tua, guru dan remaja.
B. Layanan Umum
1. Tes Psikomedis untuk Kesiapan dan Kesesuaian sekolah (TK, SD, SMP, SMA & PT)
2. Tes IQ umum dan Pemetaan siswa di Kelas
3. Tes Kesulitan Belajar / Sikap Belajar.
4. Tes Kreativitas Verbal/Gambar 
5. Psikolog Pendamping Sekolah 
6. Games Therapy melalui kegiatan di alam terbuka dan familly gathering, game-game yang akan merangsang koordinasi psiko motorik (sensori integrasi), berfikir dan kerjasama tim dalam menyelesaikan permasalahan dan melatih memanage emosi untuk pengembangan diri.
7. Tes Psikomedis untuk pengembangan karir studi dan kerja (seleksi, penempatan, promosi jabatan)

Selasa, 04 September 2012

Tanya-Jawab Psikologi Anak


Konsultasi 1: 
Masalah 1: Tentang kondisi keterlambatan belajar si sulung
Pertanyaan berikut ini mungkin bisa dijadikan acuan untuk menemukan solusi yang praktis bagi si sulung, yaitu:
1. Bagaimanakah pola belajarnya selama di rumah? Apakah padat tanpa waktu bermain sehingga anak jenuh? Ataukah longgar tanpa disiplin waktu belajar yang disepakati sehingga anak lalai?
2. Sudahkah ditemukan informasi dari guru, guru les, termasuk anak ibu sendiri, apa yang menyebabkan belajarnya terhambat? Apakah factor guru, factor pelajaran, factor kejenuhan, factor ketegangan, factor gaya belajar yang kurang sesuai (misalnya anak lebih mudah belajar dengan cara praktek langsung, namun, dipaksa dengan cara menghafal)? Atau factor biologis (dalam hal ini: ada kemungkinan gangguan yang memang membutuhkan terapi khusus atau obat, yaitu dysleksia dan sejenisnya)?
3. Bagaimana metode ibu dalam menghadapi si sulung? Apakah dengan keras dan tegang? Atau sedikit timpang dari adiknya (yang dapat menimbulkan kecemburuan dan akhirnya mencari perhatian dengan cara yang diketahui)?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, dapat dirangkum dalam 4 (empat) K, yaitu Kendalikan emosi (dengan memastikan terlebih dulu penyebab utama dari permasalahan anak, agar tidak salah perlakuan), Kerja sama (antar kedua orang tua dan anak), Komunikasi yang membangun (tidak menghakimi ataupun menegatifkan anak), dan Konsistensi (terhadap aturan main yang sudah disepakati bersama anak, misalnya jam main, jam belajar, dll)
Masalah 2: Tentang kondisi emosi ibu dalam peran sebagai orang tua.
Permasalahan merupakan bagian dari hidup. Dan justru dengan adanya masalah itulah, kita dapat bersyukur karena kita diberikan anugerah untuk memperjuangkan sesuatu, terutama demi keluarga.
Untuk itu, saya coba membantu dengan memberikan saran terkait dengan pembagian peran untuk mencapai kebahagiaan optimal, sebagai ibu, sebagai istri, maupun sebagai pribadi.
Dalam satu hari, kita memiliki 24 jam yang dapat kita gunakan, di mana rata-rata orang, pembagiannya waktunya sebagai berikut:
8 jam = Waktu Istirahat/ tidur (kualitas terbaik adalah 6 s/d 7 jam)
8 jam = Waktu Berkarya/ Bekerja sesuai tuntutan peran masing-masing (termasuk ibu rumah tangga)
8 jam = Waktu Pribadi (bersenang-senang, keluarga, teman, atau lain-lain)
Bila waktu kita lebih banyak:
a) Bekerja/ Berkarya dan Istirahat saja ( – Pribadi) ? kita akan mudah stress dan jenuh
b) Pribadi dan Istirahat saja ( – Berkarya) ? kita menyia-nyiakan waktu
c) Bekerja/ Berkarya dan Pribadi ( – Istirahat) ? kita mudah terkena penyakit dan tubuh kita akan mengalami kelelahan yang mengurangi efektitas segalanya
Dengan melihat pembagian waktu tersebut, saya mengasumsikan bahwa ibu terlalu menguras seluruh energi, pikiran dan tenaga ibu untuk berkarya sebagai ibu rumah tangga sehingga ibu mengalami kejenuhan dan tekanan.
Hal ini dapat ibu atasi dengan mengambil waktu luang yang benar-benar pribadi diri sendiri untuk refreshing sejenak, sehingga ibu akan siap kembali secara emosi menjalankan peran ibu dengan penuh syukur, bahwa ada anak-anak yang lucu, yang dapat ibu perjuangkan.
Karena anak adalah anugerah hidup bagi orang tua dan orang tua adalah malaikat pelindung bagi anak.

Senin, 03 September 2012


sumber:  http://belajarpsikologi.com/macam-macam-gaya-belajar/


Macam-Macam Gaya Belajar


Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasanan dan cara yang kita inginkan karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Banyak anak menurun prestasi belajarnya disekolah karena dirumah anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing.

Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality).

Pengertian Gaya Belajar dan Macam-macam Gaya Belajar


 1.   VISUAL (Visual Learners)

Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung,kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
  1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
  2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
  3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
  4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
  5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
  6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
  7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu

 2.     AUDITORI (Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
  1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
  2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
  3. Cenderung banyak omong
  4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
  5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
  6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
  7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll

 3.  KINESTETIK (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya  ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :
  1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
  2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
  3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
  4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
  5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
  6. Menyukai praktek/ percobaan
  7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Demikianlah macam-macam gaya belajar mudah-mudahan dapat menjadi bahan acuan kita untuk menentukan cara belajar yang baik dan pas untuk kita sehingga mampu menyerap pelajaran dengan baik. Nah sekarang mana gaya belajar anda atau anak anda?***